Minggu, 03 Mei 2015

OBAT SAKIT GIGI


Obat Sakit Gigi Tradisional dari bahan alami berupa tumbuhan atau tanaman. Disertai cara mengatasi sakit gigi tanpa obat.


Obat Sakit Gigi

Sakit gigi adalah rasa nyeri yang terjadi pada daerah sekitar gigi dan rahang akibat adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa hal. Menurut ahli, sakit gigi adalah salah satu gejala ringan dari penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, Anda harus sedikit waspada jika sekarang mengalami masalah ini.

Sakit pada gigi membuat penderita tidak nyenyak tidur dan berefek pada kepala pusing, mudah marah akibat situasi sekitar yang gaduh, dan tidak bisa mempusatkan perhatian pada satu tujuan. Dalam banyak kasus, sakit gigi disebabkan oleh kerusakan gigi, bisa keretakan, kekeroposan, atau penyakit gusi.

Penyebab sakit gigi yang paling umum adalah terdapatnya bakteri pada gigi yang lama-kelamaan dapat membuat gigi berlubang. Tetapi dalam beberapa kasus sakit gigi tidak hanya terjadi akibat gigi mengalami masalah, tetapi gusi yang terinfeksi atau mengalami pembengkakan juga ‘sukses’ menghadirkan rasa nyeri pada rahang atau gigi.

Obat Sakit Gigi

Kebanyakan penderita mendapatkan saran dari teman atau anggota keluarganya untuk mengobati sakit gigi dengan berkumur air hangat dan menggunakan garam. Sebenarnya cara mengobati sakit gigi tersebut tidak berhasil sepenuhnya, faktanya pada beberapa kasus ada yang membuat rasa sakit pada gigi semakin parah dan berdenyut. Itu terjadi karena beberapa orang ada yang bergigi sensitif.

Oleh karena itu alangkah baiknya Anda memilih salah satu dari beberapa pilihan obat sakit gigi tradisional berikut, kemudian jalani pengobatan alami secara rutin agar rasa sakit cepat mereda.

1. Daun Inggu Kering
Bahan: 2 - 4 gram daun inggu kering dan 2 cangkir (ukuran sedang) air bersih.
Cara pengobatan: Rebus daun inggu kering ke dalam panci yang terisi 2 gelas air sampai mendidih. Saring air dari daunnya, kemudian tunggu hangat dan gunakan ramuan untuk berkumur beberapa kali.

2. Minyak Batok Kelapa
Bahan: Batok kelapa yang telah terbagi dua dan kapas secukupnya.
Cara pengobatan: Ambil satu bagian batok kelapa, kemudian bakar sampai keluar minyaknya. Ambil minyak batok kelapa menggunakan kapas, lalu tempelkan pada gigi yang sakit. Sehabis itu Anda akan kaget karena reaksi dari obat ini cukup cepat, rasa sakit pada gigi akan hilang hanya dalam beberapa menit.

3. Daun Sirih dan Cengkeh
Bahan: Daun sirih dan cengkeh secukupnya.
Cara pengobatan: Rebus kedua bahan, kemudian gunakan untuk berkumur beberapa kali. Jika Anda merasa belum mampu membuat ramuan ini, obat kumur dari campuran cengkeh dan daun sirih ini bisa Anda beli di pasar.

4. Bawang Putih
Bahan: Bawang putih (1 butir).
Cara pengobatan: Kupas kulit luar bawang putih, setelah itu tumbuk hingga halus. Tempelkan tumbukan bawang putih pada bagian gigi luar yang sakit.
Cara pengobatan 2: Cuci bawang putih dengan air hangat. Kunyah bawang putih mentah selama beberapa menit, kemudian buang dan bakteri penyebab sakit gigi akan mati.

5. Minyak Cengkeh
Bahan: Minyak cengkeh secukupnya.
Cara pengobatan: Gunakan minyak cengkeh dengan cara meneteskannya pada gigi yang sakit menggunakan kapas atau cotton bud (ditempel-tempel). Setelah rasa sakit hilang (kira-kira 30 menit), barulah berkumur dengan air hangat.

6. Bunga Matahari
Bahan: Bunga matahari (50 gram), jahe (5 gram), dan air jernih (600 cc).
Cara pengobatan: Jahe dan bunga matahari direbus dalam 600 cc air sampai mendidih dan air tersisa 300 cc. Saring air rebusan dan minum obat herbal sakit gigi ini selagi hangat. 

7. Asam Jawa (Obat Penyembuh Karang Gigi)
Bahan: Biji asam jawa secukupnya.
Cara pengobatan: Goreng tanpa minyak (sangrai) biji asam jawa, sehabis itu ditumbuk sampai lembut. Masukkan biji asam jawa yang telah halus pada kain, kemudian gosok pada gigi yang berlubang.

8. Biji Jarak Cina
Bahan: 1 butir biji jarak cina dan 1 gelas air panas.
Cara pengobatan: Giling atau tumbuk biji jarak cina sampai benar-benar halus, seduh dalam satu gelas air panas dan aduk. Saring airnya, tunggu dingin, terakhir gunakan air untuk berkumur.

9. Daun Cengkeh
Bahan: Daun cengkeh secukupnya.
Cara pengobatan: Cuci daun cengkeh, seduh dalam seelas air panas, kemudian lumatkan daun cengkeh. Gunakan kain untuk memeras daun cengkeh yang halus, kemudian tempelkan kapas pada air hasil perasan. Tempel dan gosok kapas pada gigi yang sakit (berlubang).

10. Teh Hangat (Tanpa Gula)
Bahan: Satu gelas teh hangat tanpa gula.
Cara pengobatan: Gunakan air teh untuk berkumur beberapa kali, kemudian biarkan 15 menit. Setelahnya letakkan kantung teh bekas pada gusi untuk meringankan peradangan.

11. Cabe Rawit.
Bahan: Cabe rawit hijau atau merah secukupnya.
Cara pengobatan: Tumbuk cabai rawit, kemudian seduh dalam air panas. Kenai kapas dengan air seduhan cabai rawit, kemudian tempel pada gigi yang sakit. Bisa juga untuk berkumur.

12. Getah Jarak
Bahan: Getah tanaman jarak secukupnya.
Cara pengobatan: Teteskan sedikit demi sedikit getah jarak pada gigi yang berlubang, atau bisa juga gunakan kapas untuk diselipkan pada gigi yang berlubang.

13. Akar Meniran
Bahan: Akar meniran (5 gram).
Cara pengobatan: Bersihkan akar meniran, kemudian kunyah menggunakan gigi yang sakit. Setelah itu berkumur dengan air biasa, dan istirahatlah.

14. Akar Kangkung
Bahan: Segenggam akar kangkung dan 1/2 sdt cuka.
Cara pengobatan: Aliri (bersihkan) akar kangkung, kemudian rebus dalam segelas air dan tambahkan 1/2 sdt cuka. Air rebusan yang sudah agak dingin digunakan untuk berkumur.

15. Serai
Bahan: Sereh atau sirih (40 gram), air matang (2 gelas).
Cara pengobatan: Rebus semua sereh dalam 2 gelas air sampai mendidih dan air berkurang satu gelas. Gunakan obat ini untuk berkumur setiap hari sampai sakit gigi hilang.

cara meredakan sakit gigi

  • Bersihkan bagian gigi yang sakit menggunakan sikat gigi dengan pasta yang cocok untuk meredakan rasa sakit. Jika setelah beberapa menit belum sembuh juga, bisa jadi ada sisa makanan yang menyelip pada lubang gigi. Gunakanlah lidi kecil atau tusuk gigi untuk mengangkat kotoran yang menyelip pada lubang atau sekitar gigi, setelah itu berkumur.
  • Pijat atau urut bagian pelipis (posisi gigi yang sakit) dari depan sampai belakang (depan telinga) menggunakan minyak yang tak beraroma selama beberapa menit sampai rasa nyeri hilang perlahan.
  • Tempelkan lidah pada bagian gigi yang sakit, kemudian tarik atau sedok sampai darah pada gigi yang sakit keluar. Jika berhasil, warna darah yang keluar biasanya merah kehitaman.

Jika sakit gigi sudah hilang, rawatlah gigi dengan cara rajin menggosok gigi, berkumur sehabis makan dan sehabis bangun tidur, jangan terlalu sering makan coklat, dsb. 

Apabila Anda ingin sakit gigi benar-benar sembuh, berkunjunglah ke dokter gigi dan minta pendapat terbaiknya. Biasanya dokter merekomendasikan untuk mencabut gigi atau menambal gigi (jika lubang tidak terlalu besar).

Sabtu, 02 Mei 2015

HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Hari Pendidikan Nasional yang di peringati setiap tanggal 2 mei , secara keseluruhan sejarah dan makna hari pendidikan nasional akan berujung pada kisah perjuangan Ki Hajar Dewantara dan sosok dari Bapak Pendidikan nasional Indonesia itu sendiri yang dinisbatkan pada beliau . bacaan bacaan seperti ini barang kali akan menyegarkan ingatan kita akan perjuangan Beliau dalam memberikan pendidikan pada rakyat pribumi tanah air Indonesia saat dalam masa penjajahan Belanda .
Meskipun anda pernah mempelajari sejarah mengenai beliau Ki Hajar Dewantara maupun sejarah hari pendidikan nasional namun tak ada salahnyha sedikit mengulas nya kembali untuk memperingati dan meramaikan hari pendidikan nasional tahun ini yang jatuh pada hari sabtu tanggal 2 mei 2015 .
Tanggal 2 mei ?

Mengapa kok hari pendidikan nasional diperingati setiap tanggal 2 mei setiap tahunnya ? untuk memperingati hari pendidikan nasional atau hardiknas berawal dari tanggal lahir yang dimilki Ki Hajar Dewantara selaku bapak pendidikan nasional indonesia . lalu mengapa harus tanggal lahir beliau yang dijadikan patokan ? beberapa alasan bisa dijadikan arahan mengapa itu bisa terjadi .
Diantaranya karena usaha beliau dalam mencari hak hak bagi rakyat indonesia dalam mendapatkan pendidikan ditengah tengah penjajahan Belanda , sast itu terjadi diskriminasi terhadap warga Indonesia dengan tak boleh belajar , akan tetapi hanya anak anak dari orang Belanda saja yang boleh mengenyam bangku pendidikan .
Atas keadaan itulah , beliau berusaha menentang Belanda dengan kritikan nya dan berbuah pengasingan dirinya ke negara Belanda , akan tetapi sepulangnya dari negri kincir angin , beliau justru mendirikan Taman Siswa , tempat belajarnya anak anak Indonesia tahun 1922 di Jogjakarta .
Sudah jelaskah sejarah dari pendidikan nasional setiap tanggal 2 mei ? kini tinggal kita memaknai nya bagaimana jika datang hari pendidikan nasional , hanya sekedar mengucapkan selamat kah atau bertindak dengan ikut membangun pendidikan karakter di Indonesia ini ?

Sekelumit Tentang HARDIKNAS
Tanggal 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959. Hal ini sebagai salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan atas lahirnya tokoh pejuang pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara yang bernama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, EYD: Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Melalui Kepres tersebut sekaligus menetapkan Beliau sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan mengukuhkannya sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Ir. Soekarno pada waktu itu.

Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan di Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya (pernah) diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.

Masa muda dan awal karier
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.
Aktivitas pergerakan
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya. Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.

Als ik een Nederlander was (Seandainya Aku Seorang Belanda)
Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik een Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, 13 Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut.
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya".
Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini. Kalaupun benar ia yang menulis, mereka menganggap DD berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis dengan gaya demikian.
Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun.

Dalam pengasingan
Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia). Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.

Perguruan Taman Siswa
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Semboyan pendidikan di Indonesia
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.

Pengabdian pada masa kemerdekaan
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959). Beliau meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.

Clixsense

Clixsense